MENJADIKAN OLIMPIADE SAINS NASIONAL (OSN) SEBAGAI AJANG PRESTASI DAN PRESTISE

OLEH:
O. Sahulata, S,Pd, M.Si
Guru Sains Biologi Sekolah Kristen Kalam Kudus Ambon

Olimpiade Sains Nasional (OSN) tahun 2011 untuk jenjang SD, SMP dan SMA sebentar lagi akan digelar untuk mencari siswa-siswa terbaik sebagai duta sains yang nantinya diharapkan dapat mengharumkan nama Indonesia di pentas internasional. Sejarah telah mencatat bahwa lewat ajang OSN telah melahirkan juara-juara sains Indonesia yang mampu menjadi juara di tingkat internasional untuk bidang Fisika, Matematika, Biologi, Kimia, Geosains dan Komputer. Prestasi terakhir yang sangat membanggakan Indonesia, mungkin juga bagi orang Maluku adalah ketika pelakasanaan International Chemistry Olympiad (IChO) atau Olimpiade Kimia Internasional yang berlangsung di Tokyo, Jepang pada tanggal 15-27 Juli 2010 dimana Indonesia meraih medali Emas atas nama Noel Yohannes Manuputty, siswa yang dulunya bersekolah (SD dan SMP) di Kota Ambon tetapi sekarang belajar di SMA Penabur Serpong - Banten.
Kegiatan OSN merupakan implementasi salah satu kebijakan pendidikan nasional yaitu peningkatan mutu, relevansi pendidikan dan peningkatan daya saing serta bertujuan untuk menjaring siswa-siswa yang unggul dibidang sains, menumbuh-kembangkan sikap kompetitif yang sehat di kalangan siswa dan memacu peningkatan mutu pendidikan di bidang sains dan teknologi. Melalui OSN diharapkan pula terbangun keseimbangan antara ilmu dan moral sehingga siswa memiliki integritas dan moral yang terbangun dari nilai kejujuran, kerja keras dan saling menghargai dalam setiap perlombaan.
Bagaimana prestasi siswa-siswi Maluku di ajang OSN? Inilah yang menjadi pertanyaan kritis bagi kita sebagai orang Maluku, khususnya semua stakeholder pendidikan untuk dikaji dan menjadi bahan refleksi terhadap semua proses pembinaan OSN selama ini. Prestasi anak-anak Maluku di ajang OSN memang masih belum terlalu membanggakan dan stagnan beberapa tahun terakhir. Sekedar menyegarkan ingatan kita bahwa sejak mulai digelarnya OSN dari tahun 2002 sampai sekarang, propinsi Maluku baru memperoleh satu medali perak pada OSN tahun 2006 untuk jenjang SMP dan 2 (dua) medali perunggu untuk jenjang SD pada OSN 2006 dan 2009. Statistik akumulasi prestasi OSN memperlihatkan bahwa propinsi Maluku masih berada pada posisi ekor dari propinsi-propinsi lain.
Siswa-siswa Maluku sejatinya adalah anak-anak yang cerdas dan merupakan mutiara-mutiara di negeri seribu pulau ini. Ada diantara mereka yang merupakan anak cucu dari tokoh-tokoh intelektual Maluku sejak berdirinya bangsa ini, seperti J. Leimena, J. Latuharhary, AM. Sangadji, G.A. Siwabessy, dll. Bukankah secara genetis, kecerdasan dan intelektual tokoh-tokoh ini mengalir dan terwariskan abadi dalam diri anak-anak di negeri ini?. Dengan memakai pendekatan teori intelegensi ganda yang dicetuskan oleh Howard Gardner, dapat dipastikan pula bahwa anak-anak Maluku terlahir bukan seperti selembar kertas putih yang kosong (tabula rasa), tetapi mereka telah dikaruniai kecerdasan tertentu. Kecerdasan inilah yang menjadi mutiara terpendam yang perlu dicari dan diasah sehingga menjadi lebih bersinar. Disinilah letak peran strategis Guru (sekolah), pemerintah dan masyarakat secara sinergis dan bertanggung jawab untuk melakukan proses pendidikan dan pemberdayaan.
Dari pengalaman dan pengamatan penulis selama ini, kelemahan kita adalah pada soal pembinaan yang dilakukan secara berjenjang mulai dari sekolah sampai pada pembinaan yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah dalam hal ini Dinas Pendidikan Propinsi. Pembinaan OSN selama ini hanya berbasis dan dipercayakan kepada sekolah yang terkadang terbatas dalam hal sarana-prasarana (Laboratorium IPA dan Komputer) dan minim dalam hal dukungan finansial. Dinas Pendidikan Propinsi memiliki peran yang sangat strategis karena sangat menentukan dalam soal perencanaan dan menentukan arah kebijakan program pembinaan OSN. Mengingat OSN sudah menjadi agenda kompetisi tahunan, dengan demikian proses pembinaan mesti didesain secara sistimatis, terukur dan komprehensif dengan melibatkan semua pihak yang berkepentingan baik Sekolah, Perguruan Tinggi, Pemerintah Daerah, Politisi, Pengusaha dan dukungan semua lapisan masyarakat.
OSN saat ini bukan sekedar ajang kompetesi prestasi semata tetapi telah menjadi sebuah pertarungan prestise (kebanggaan) dari siswa, sekolah, dan daerah/propinsi. Prestasi yang dicapai di OSN berdampak luas, antara lain menjadi motivasi bagi siswa lain untuk lebih meningkatkan prestasi belajarnya, citra sekolah di mata masyarakat lebih meningkat, lebih prestisius dan tercipta budaya mutu untuk lebih meningkatkan kinerja dan prestasi sekolah. Prestise Dinas pendikan propinsi juga diperoleh lewat prestasi yang dicapai di OSN bahkan menjadi nilai plus dari sebuah keberhasilan kinerja dan proses pembinaan. Pada saat yang sama image daerah pun dengan sendirinya akan meningkat dan ini akan berdampak dalam peningkan kinerja di daerah.
Komitmen dan good will dari semua pihak tentu akan memberikan kontribusi yang berarti bagi pencapaian prestasi dan prestise Propinsi Maluku pada OSN tahun 2011 di Menado-Sulawesih Utara. Harapannya adalah anak-anak Maluku dapat bersaing dan berdiri sejajar dengan Propinsi lain, dan bukan sekedar menjadi penggembira di ajang OSN. S e m o g a *

Komentar

Postingan Populer